
Joshi Kosei – Jepang dikenal sebagai salah satu negara maju yang memiliki teknologi robotics, dan juga budaya yang unik dan menarik. Namun, di balik keunikan tersebut, terdapat beberapa praktik yang kontroversial dan memicu perdebatan. Salah satunya adalah bisnis Joshi Kosei.
Apa itu Joshi Kosei?
Buat yang belum tahu, Joshi Kosei itu adalah bisnis yang ngejual layanan kencan sama cewek SMA Jepang yang masih di bawah umur. Jadi begini, para pria dewasa ini bayar sejumlah duit biar bisa nongkrong bareng sama cewek SMA yang mereka pilih. Nah, layanannya itu mulai dari pegangan tangan, makan bareng di restoran, ngobrol-ngobrol, sampe yang lebih parah-parah gitu kayak pijet-pijetan atau urusan seks. Mantap, kan? Tapi perlu diinget, ini semua sama-sama melanggar hukum di Jepang lho.
Layanan ini disediakan dengan harga sekitar $40 per jam, dan untuk biaya tambahan, pelanggan bisa mendapatkan “secret option” yang sudah termasuk dengan hal-hal berbau seksual. Meskipun bisnis ini ilegal di Jepang, namun hingga saat ini masih banyak bisnis Joshi Kosei yang beroperasi di seluruh Jepang dan berhasil menghasilkan banyak uang.
Mengapa Joshi Kosei menjadi Kontroversial?
Praktik Joshi Kosei memicu kontroversi dan kecaman dari banyak pihak. Ada beberapa alasan mengapa praktik ini dianggap salah dan berbahaya:
1. Melanggar Hukum
Bisnis Joshi Kosei secara jelas melanggar hukum Jepang. Meskipun usia minimal untuk legal berhubungan badan di Jepang adalah 13 tahun, namun praktik ini dianggap tidak etis karena melibatkan gadis-gadis di bawah umur dalam layanan yang berbau seksual.
2. Pemanfaatan Gadis-gadis Rentan
Banyak gadis SMA yang bekerja di bisnis Joshi Kosei dilaporkan berasal dari keluarga yang miskin dan terpaksa menjalani pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan finansial. Kondisi ini membuat mereka sangat rentan dan mudah dieksploitasi oleh para pelanggan.
3. Memicu Trafficking
Banyak kasus di mana gadis-gadis SMA dipaksa untuk bekerja di bisnis ini, dan kadang-kadang bahkan dijual oleh orangtua mereka. Hal ini memicu trafficking dan eksploitasi anak-anak.
4. Memicu Kekerasan dan Pelecehan Seksual
Ada banyak kasus di mana pelanggan melakukan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap gadis-gadis SMA di bisnis Joshi Kosei. Hal ini membahayakan keselamatan dan kesejahteraan para gadis tersebut.
Upaya untuk Mengatasi Joshi Kosei
Meskipun bisnis Joshi Kosei masih eksis, ada beberapa upaya yang telah dilakukan untuk menghentikan praktik ini. Salah satunya adalah dengan menempatkan batasan pada usia gadis-gadis yang bekerja di bisnis ini. Pemerintah Jepang juga telah melarang praktik ini, dan polisi terus berusaha memburu dan menangkap orang-orang yang terlibat dalam bisnis ini.
Namun, upaya ini belum sepenuhnya berhasil. Sangat sulit untuk menentukan usia gadis-gadis yang bekerja di bisnis ini, karena mereka seringkali menggunakan kartu identitas palsu atau tidak membawa kartu identitas sama sekali. Selain itu, banyak orang yang tetap menganggap bisnis ini sebagai hal yang lumrah atau bahkan menganggapnya sebagai bagian dari budaya Jepang yang unik seperti layaknya anime tokyo revengers yang sedang naik daun saat ini.
Beberapa aktivis dan organisasi telah membentuk gerakan untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah Yumeno Nito, seorang aktivis yang telah membentuk yayasan untuk membantu gadis-gadis yang terjebak di dalam bisnis ini. Yayasan ini memberikan tempat tinggal, dukungan kesehatan dan psikologis, serta pelatihan untuk membantu gadis-gadis ini memulai hidup baru di luar bisnis ini.
Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Diperlukan pendekatan yang holistik yang melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah, polisi, masyarakat, dan keluarga. Diperlukan juga edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya dan dampak negatif dari praktik ini.
Kesimpulan
Bisnis Joshi Kosei di Jepang merupakan fenomena yang kontroversial dan masih menjadi masalah yang belum teratasi sepenuhnya. Bisnis ini mengambil keuntungan dari kerentanan dan kebutuhan finansial gadis-gadis muda yang belum dewasa, dan seringkali melibatkan kegiatan yang merugikan bagi kesehatan dan keselamatan mereka.
Meskipun ada beberapa upaya untuk menghentikan praktik ini, masih banyak yang harus dilakukan untuk melindungi gadis-gadis muda dari eksploitasi dan memastikan bahwa mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan aman. Diperlukan upaya dari semua pihak, termasuk pemerintah, polisi, masyarakat, dan keluarga, untuk mengatasi masalah ini dan mencegah praktik semacam ini terus berlangsung di masa depan.
 
            	                 
            	                 
            	                 
            	                 
            	                 
            	                
Add comment